TALIABU– ditahun 2025 ini, setidaknya tercatat ada dua nelayan yang pergi melaut dan tidak pernah kembali lagi. Dua nelayan ini, dinyatakan hilang dan setelah dilakukan proses pencarian, mereka  tidak pernah ditemukan.

Kedua nelayan ini adalah, Rudi Liambana (49), hilang melaut di perairan Desa Kawalo Taliabu Barat dan  Coh (32) yang hilang di perairan Desa Nunca, Taliabu Utara. Keduanya sama, diduga terjatuh dari perahu.

Hilang ditahun yang sama dan bulan yang berbeda. Rudi Liambana dinyatakan hilang pada awal tahun 2025, tepatnya pada 2  Januari. Posisi hilangnya Rudi diperkirakan berada  depan Telaga  Likitobi, menggunaka perahu dengan mesin ketinting.

Rudi disaat melaut, kondisi cuaca memang tidaklah teduh, dari cerita warga setempat, dibulan Januari perairan Kawalo yang terletak di posisi Selatan Talabu memang dilanda angin dan ombak yang kencang. Di saat dinyatakan hilang, tim sar hanya menemukan perahu Rudi yang sudah terisi air laut, mesin dan sejumlah alat pancing.

Hingga kini Rudi tidak ditemukan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat yang tergabung dalam  tim, sebuah misi pencarian. Misi pencarian dihentkan setelah upaya pencarian dilakukan selama tujuh hari dan  tidak membuahkan hasil.

Sementara  Coh warga Desa Nunca hilang melaut pada 24 Juni, Coh saat itu pergi untuk memancing ikan  Tenggiri. Berbeda dengan Rudi, kondisi laut saat Coh memancing terbilang teduh.

dari informasi yang didapat dari media halamansofifi.id, saat pergi memancing Coh  tidak sendiri, dirinya ditemani oleh rekannya. Saat memancing, Rekan Coh mengikat tali ke  perhaunya coh agar tidak terbawa arus, karena saat itu, Coh memancing dengan melepaskan  Jangkar ke dasar laut.

Saat memancing, Coh dan rekannya  memiliki jarak tapi saling terikat dengan tali perahu. Pukul 23.00, rekan Coh mendengar suara dentuman, seperti sesuatu benda  jatuh ke air laut. Tidak puas dengan suara dentuman, rekan Coh mendekat, dirinya kaget Coh tidak lagi terlihat di perhaunya.

“Pukul 23.00 WIT, Kedua nelayan mengikat perahu di jangkar sekitar rep buyang. Salah satu nelayan tiba-tiba mendengar suara dentuman keras. Saat dicek, Coh sudah tidak ada di atas perahunya,” Cerita Iwan, Kepala  Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate menceritakan kronologinya.

Selanjutnya rekan Coh bergegas  kembali ke Desa Nunca untuk menyampaika informasi tersebut kepada keluarga dan masyarakat.  Warga desa Nunca beserta keluarga Coh melaksanakan pencarian namun dengan hasil nihil.

Merespon kejadian tersebut. Kansar langsung berkoordinasi dengan Kantor SAR Palu terkait pergerakan dan pemapelan informasi di karenakan lokasi kejadian lebih dekat dengan Unit Siaga SAR Banggai Laut.

Tim Rescue USS Banggai Laut kemudian bergerak menuju LKP untuk melaksanakan pencarian dengan menggunakan RBB Unit Siaga SAR Banggai Laut.

Upaya pencarian Coh dilakukan selama 7 hari, yang tergabung dari Basarnas Banggai Laut, Basarnas Ternate, BPBD Taliabu, Kantor Sar Palu, TNI/Polri dan juga Masyarakat. Setelah 7 pencarian, oprasipun ditutup.

Meski demikian informasi  sudah disebarkan ke masyarakat serta nelayan dan ditampilkan kepada kapal-kapal yang melintas di area kejadian agar melapor ke Basarnas apabila melihat maupun menemukan korban.

Taliabu Sarangnya Buaya Air Laut

Buaya air laut adalah jenis buaya yang terbesar di Planet Bumi. Buaya jenis ini banyak ditemukan di perairan laut Taliabu dan sudah berulang kali memakan korban jiwa, rata-rata korbannya adalah nelayan, seperti beberapa kejadian nelayan yang menjadi korban keganasan buaya air laut di telaga Likitobi, Desa Kawalo.

Meski demikian, hilangnya dua nelayan di tahun 2025 ini, tidak terkonfirmasi oleh tim Sar tentang ada kaitannya dengan serangan  buaya air laut, meski diketahu hilangnya Rudi berdekatan dengan telaga Likitobi.

Mantan Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Taliabu , Asmadin saat dikonfirmasi media ini membenarkan, bahwa kejadian hilangnya Rudi, perahunya ditemukan didepan mulut telaga likitobi.

Meski begitu setelah diselidiki, perahu Rudi tidak terdapat tanda benturan seperti perkiraan adanya serangan Buaya.

“memang saat itu perahu korban hilang ini ditemukan didepan mulut telaga. Perahunya ada air laut yang masuk, masih ada mesinya dan sejumlah alat tengkap tali pancing. Kondisi cuaca saat itu sangat ekstrim, kerena awal tahun baru.,” Jelas Asmadin.

Kata Asmadin sejumlah kemungkinan bisa saja terjaid, mulai dari karena cuaca laut yang buruk dan faktor lainnya yang membaut nelayan jatuh dari perahunya.

Rudi dan Coh adalah dua nelayan di Taliabu yang hilang di tahun 2025 ini  dan  tidak pernah ditemukan meski telah melaui sejumlah pencarian. Nelayan diharapkan mempertimbangkan kondisi kesehatan dan cuaca sebelum bernagkat untuk mencari ikan.