TERNATE– Sikap tidak pantas yang ditunjukan oleh bendehara SDN 32 Ternate kepada Wartawan TIMES Indoneesia dengan meneriaki “Wartawan Abal-abal” akhirnya berakhir dengan permintaan maaf.

Sebelumnya, Haerun Hamid menyayangkan tindakan Nuryanti Rahman, yang berstatus sebagai bendahara SDN 32 Ternate  yang meneriakinya sebagai  “wartawan abal-abal”.

Menurut Haerun, Sabtu (5/7/25), tindakan tersebut merupakan serangan terhadap kehormatan profesi jurnalis. Merasa tidak terima, ia pun segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ternate Selatan.

Nuryanti lantas dipanggil  oleh pihak Polsek Ternate selatan dan dimintai keterangan atas laporan yang masukan oleh Wartawan TIMES Indonesia. Dalam proses klarifikasi di Polsek Ternate Selatan, Nuryanti Rahman menjelaskan duduk perkaranya.

Ia menegaskan bahwa ucapannya bukan bermaksud menyerang profesi wartawan secara umum. Namun, ia merasa ada pemberitaan mengenai SDN 32 yang ia anggap “abal-abal”, yang telah dilaporkan kepada pihak kepolisian melalui Anggota SKPT.

”jadi setelah di Polsek, yang bersangkutan bilang yang dia sebut itu bukan wartawan tapi berita,” Jelas Haerun.

Meski demikian kata Haerun, jika Nuyanti atau pihak sekolah merasa dirugikan terkait sebuah berita, setidaknya menggunakan hak jawab bukan malah meneriaki wartawan dijalan.

Masalah ini pun berakhir dengan Nuryanti Rahman menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada Haerun Hamid atas insiden yang terjadi pada hari Jumat, 4 Juli 2025, sekitar pukul 09:00 WIT.

“Alhamdulillah, dari klarifikasinya, dirinya bersedia untuk meminta permohonan maaf secara langsung di Polsek Ternate Selatan,” Tutup Haerun Hamid.