TALIABU–  Proyek pembangunan Jetty atau dermaga bongkar muat yang dilaksanakan oleh PT. Cakra Arif Bestari Makmur (CABM) di Desa Penu, Taliabu Timur, Pulau Taliabu, berpotensi mengganggu keberlanjutan mata pencaharian nelayan setempat.

Proyek berskala besar yang direncanakan sepanjang 1.000 meter atau 1 kilometer, dimulai dari garis pantai, selain mengganggu keberlangsungan nelayan juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem terumbu karang di perairan Taliabu Timur.

Lokasi pembangunan jembatan pun tidak jauh dari permukiman dan tempat singgah perahu nelayan. Dari amatan media, titik awal pekerjaan jembatan hanya berjarak 10 meter tempat singgah perahu nelayan dan 15 meter dari permukiman.

Dikhawatirkan, pekerjaan Jetty yang sudah dimulai dengan percobaan penimbunan batu ini akan menimbulkan banyak dampak, mulai dari sempitnya area penangkapan ikan roa, lalu lintas area perahu nelayan, nelayan jaring ikan, abrasi pantai, dan hancurnya terumbu karang.

Ancaman Nelayan Ikan Roa

Desa Penu merupakan wilayah dengan mayoritas penduduknya, mencapai 80%, menggantungkan mata pencaharian dari sektor perikanan. Beberapa aktivitas perikanan yang dilakukan meliputi penangkapan kepiting, teripang, lobster, ikan dasar, gurita, ikan terbang, serta penangkapan telur ikan terbang.

Salah satu kegiatan nelayan yang umum di Desa Penu adalah penangkapan ikan Roa. Desa Penu bahkan dikenal sebagai salah satu desa penghasil ikan Roa di Kabupaten Taliabu. Setidaknya terdapat puluhan perahu yang aktif menangkap ikan Roa di Desa Penu.

Penangkapan ikan Roa di Desa Penu dilaksanakan selama periode tenang di wilayah Utara Taliabu, yaitu antara bulan April hingga Oktober. Aktivitas penangkapan ikan Roa yang umumnya dilakukan di dekat garis pantai, atau di sepanjang garis pantai, mengharuskan nelayan untuk mendekatkan perahu mereka guna menangkap ikan yang mendekat di area pantai.

Kondisi ini akan terganggu jika pembangunan Jetty dilakukan dititik yang telah direncanakan oleh pihak PT. CABM,  belum lagi Kondisi panjang Jetty yang direncanakan mencapai 1  kilometer. 

Situasi ini berpotensi memperburuk Ruang gerak nelayan yang ada, terutama dengan adanya aktivitas bongkar muat oleh kapal-kapal besar di area dermaga. Pembangunan jetty yang direncanakan akan secara signifikan mengurangi efektivitas area penangkapan ikan.

Hancurnya Terumbu Karang

Ikan yang melimpah di perairan Desa Penu tidak terlepas dari adanya terumbu karang di perairan Penu. Penu selain dikenal dengan nelayan penghasil ikan Roa juga dikenal sebagai penghasil ikan dasar, seperti kakap, kerapu, dan jenis ikan lainnya.

Di pesisir lepas pantai Desa Penu, terbentang kekayaan keanekaragaman terumbu karang yang indah.  Sejumlah terumbu karang yang ada disana adalah terumbu karang tepi (frigging reef), terumbu karang penghalang (barrier feef) dan Atoll .

Potensi keindahan terumbu karang di perairan Desa Penu sebagai destinasi wisata snorkeling sangat menjanjikan. Namun, pembangunan Jetty oleh PT. CABM berpotensi merusak sebagian ekosistem terumbu karang yang ada.

Peluncuran Kampung Nelayan Desa Penu

Desa Penu sendiri akan menjadi kampung Nelayan, penetapan kampung Nelayan sendiri akan diresmikan oleh Bupati Kabupaten Pulau Taliabu  Sashabila Widya L Mus  dan Wakil Bupati La Ode Yasir di tahun 2025 ini.

Lewat kampung Nelayan,  Desa Penu diharapkan bisa menjadi basis ekonomi terbuka pagi masyarakat di Sana. Pemerintah berharap kedepannya,  sektor kelautan di Desa Penu akan terus berkembang dan menyejahterakan masyarakat.

Kampung Nelayan dan Ancaman Ekosistem 

Meski bakal menjadi kampung Nelayan,  beberapa potensi ancaman bagi nelayan ikan roa dan nelayan kecil lainnya serta ekosistem terumbu karang yang terancam hancur adalah potret sebagian kecil dari dampak nyata yang akan dihadapi oleh masyarakat di Desa Penu jika lokasi pembangunan Jetty tidak dipindahkan. 

Dampak lainnya adalah abrasi pantai yang disebabkan oleh perubahan gelombang jika pembangunan Jetty dilakukan dititik yang berdekatan dengan permukiman warga.  Warga berharap pemerintah dapat meninjau  kembali perencanaan pembangunan Jetty PT. CABM di Desa Penu.

Kepala MGR Support, PT. CABM, Josep Moeljono kepada media ini mengatakan pekerjaan pembangunan Jetty tetap akan dikerjakan, tetapi belum saat ini. Ia menyebutkan pekerjaan yang saat ini terlihat adalah hanya untuk melakukan tes peletakan batu.

Meski demikian,  Josep tidak menjelaskan soal analisis dampak lingkungan dari rencana pembangunan Jetty. 

“Yang di ujung itu masih tes batu, pasti nanti dibangun lah tapi bukan sekarang, ” Jelas Josep, Jumat (27/6/2025).